Internet Marketing

My Blog

Latest blog

Siapa yang tidak setuju jika bisa berbisnis dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan bagi siapapun. Cara ini hanya bisa dilakukan dengan cara online. Yup, berbekal koneksi internet dan gadget sudah bisa melakukannya.

Baca juga:
Fenomena STARBox, Senjata Baru untuk UKM Indonesia Hadapi MEA

Masalahnya, kebanyakan pebisnis mengawalinya dengan terburu-buru. Mulai dari konsep dan tujuan, hingga cara memaknai media sosial. Berikut Kesalahan Fatal Pebisnis Pemula di Media Sosial:

1. Tidak Terkonsep dan Tidak Terstruktur

Kebanyakan pebisnis pemula di media sosial termotivasi dengan akun-akun lain yang sudah lebih dulu sukses. Sayangnya mereka hanya mencontoh yang terlihat dari akun-akun tersebut tanpa tahu kenyataan dibalik kesuksesannya.

Kebanyakan mereka juga menggunakan konsep dan menyusun rencana berdasarkan contoh-contoh yang biasa dilakukan orang berbisnis di media sosial. Maka tidak heran jika kita sering berjumpa dengan penjual di media sosial dengan pola dan taktik yang sama.

Padahal, tidak semua calon pembeli di media sosial "mempan" dengan cara yang sama.

2. Menambah Fans atau Followers Sebagai Tujuan Awal

Kebanyakan pebisnis memulainya dengan memperbanyak fans atau followers. Jumlah fans atau  followers dianggap dapat mempengaruhi kredibilitas pemilik akun.

Mensiasati hal tersebut, kebanyakan pebisnis pemula tanpa ragu "membeli" fans atau followers agar dapat segera bersaing dengan akun bisnis lain yang sudah lama ada dengan jumlah fans atau followers yang jumlahnya sudah cukup banyak.

Punya banyak fans atau followers dalam waktu singkat. Salah? Tidak juga.

Sayangnya kebanyakan orang hanya menghamburkan uang dengan membeli fans atau followers yang tidak jelas asal usulnya. Belum lagi kebanyakan akun-akun yang dibeli tersebut merupakan akun tidak aktif yang tidak memberikan respon terhadap konten kita.

Contohnya, akun bisnis yang memiliki jumlah fans atau followers sebanyak 100.000 hanya mendapatkan komentar sebanyak 10 orang pada konten. Pasti terlihat aneh.

Padahal, fans atau followers itu adalah calon pembeli, mengapa harus membeli mereka yang tidak akan membeli?

Jadi, lupakan soal jumlah fans atau followers demi kredibilitas akun. Mari memulainya dengan komunikasi yang baik dengan audiens.

Karena setiap komunikasi yang baik dengan fans atau followers dapat dilihat oleh akun-akun lainnya. Sehingga lebih dapat meningkatkan kredibilitas akun dibandingkan jumlah fans atau followers yang hanya bisa terdiam.

3. Fokus pada "Konten adalah Raja"

Hampir setiap orang yang setiap harinya menggunakan media sosial untuk bisnis selalu berusaha keras membuat kontennya terlihat menarik dan dapat mendatangkan perhatian dan repon dari audiensnya. Bahkan bagi mereka yang sudah sekian lama mempelajari internet marketing juga mengadopsi konsep ini.

Sayangnya kebanyakan mereka hanya fokus terhadap bagaimana membuat konten yang dapat menarik minat audiensnya. Kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa menciptakan hubungan demi mencapai popularitas bisnis jauh lebih baik dibandingkan konten yang indah sekalipun.

Contohnya:
Akun populer yang hanya berupa konten sederhana mendapatkan ratusan komentar. Sedangkan akun (tidak populer) dengan berbagai konten atraktif hanya mendapatkan puluhan komentar.

Populer memang bisa di dapatkan dari konten, karena konten dapat menciptakan kesan dan dapat diingat audiens. Tapi menjalin hubungan dengan audiens jauh lebih baik.

Lebih lengkap:
Konten adalah Raja di Media Sosial? Itu Kuno!

4. Berusaha Menjadi Viral

Siapa yang tidak suka jika bisnisnya menjadi perbincangan banyak orang. Sayangnya, popularitas yang ingin didapatkan para pebisnis pemula hanya dianggap berasal dari konten yang viral.

Tidak semua yang viral memiliki makna positif. Tidak semua yang viral dibuat secara sengaja (alami). Dan yang terpenting, tidak semua yang viral berlangsung selamanya.

Jadi, membuat bisnis menjadi viral dengan makna yang positif saja sudah sangat sulit. Dan menjadi lebih sulit lagi ketika mempertahankannya.

Lebih lengkap:
Fenomena Konten Viral di Media Sosial

5. Bisnis Online TIDAK Selamanya Harus Online

Ada kalanya ketika audiens merasa sangat puas ketika dapat berjumpa langsung dengan penjual bisnis atau mengunjungi langsung ke tempat si penjual.

Meet and Greet menjadi sangat penting bagi audiens yang berinteraksi dengan akun penjual, baik bagi mereka yang sudah lama atau baru mengenal akun penjual.

Hubungan khusus antara penjual dan pembeli yang tidak didapat hanya dengan menatap konten foto atau video dapat menjadikan kesan yang mendalam bagi calon pembeli.

Sayangnya, kebanyakan pebisnis pemula menganggap kalau konsep tersebut hanya membuang waktu dan modal. Padahal, pebisnis pemula yang baru menjajakan dagangan di media sosial sangat minim kepercayaan.

Banyaknya tren permintaan cash on delivery (COD) sebagai cara bertransaksi adalah salah satu yang sering dijumpai oleh pebisnis pemula di media sosial.

6. Konten yang Membosankan

Kebanyakan pebisnis pemula hanya ingin produknya terjual, sehingga semua konten hanya tentang foto produk, harga, penawaran dan kontak penjual sehingga memenuhi isi akun.

Lalu, apa yang membedakannya dengan berjualan di situs jual beli online?

Padahal, masih banyak topik untuk konten yang dapat dibuat berdasarkan tren atau momen, atau menyajikan produk dengan kemasan konten yang berbeda.

Sayangnya, pebisnis pemula lebih mengutamakan hasil penjualan dibandingkan eksplorasi tentang cara menjual.

7. Tanpa Analisis dan Kesalahpahaman Analisis

Ibarat berlayar kelautan, kebanyakan pebisnis pemula hanya membutuhkan perahu. Tidak peduli apakah mereka menggunakan dayung, layar, atau mesin. Mereka bahkan tidak memerlukan kompas.

Contohnya, mereka tidak peduli interaksi atau reaksi audiensnya seperti apa. Mereka juga tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan posting konten.

Di lain soal, kebanyakan dari mereka mendapatkan hasil analisis bukan dari akun sendiri, melainkan dari hasil analisis luar.

Misalnya, tren analisis oleh pakar media sosial menunjukkan kalau audiens tengah online pada pukul 12.00 hingga 13.00, waktu yang tepat untuk melakukan posting. Kenyataannya, analisis tersebut bukanlah didapat dari fans atau followers kita, melainkan dari akun-akun lain yang dianalisis oleh pakar tersebut. Sehingga hasilnya bisa berbeda dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Jadi, setiap akun memiliki hasil analisis yang berbeda-beda. Jika ingin menganalisis, mulailah dengan akun yang dikelola.

Menganalisis langsung dari alat seperti facebook insights atau twitter analytics lebih dari cukup.

Lebih lengkap:
Mengenal Reach dalam Social Media, Pentingkah?
dan
Fitur Analisis Konten dalam Social Media

8. Menggunakan Media Sosial tapi TIDAK Bersosial

Kebanyakan akun bisnis hanya berorientasi terhadap transaksi jual beli, penawaran, diskon, tanya jawab seputar produk atau jasanya. Jika di luar hal yang berkaitan dengan bisnis pribadinya, mereka tidak peduli.

Misalnya, akun bisnis ingin terlihat "besar" dengan jumlah followers yang banyak dan following yang sedikit. Perbandingan followers dan following bisa 1:100.000 atau lebih. Ada banyak akun bisnis yang memiliki brand terkenal menerapkan konsep ini. Dan ini normal.

Namun jika sebagai pebisnis pemula menerapkan konsep ini, kesan audiens yang diharapkan justru sebaliknya. Ego seperti itu menjadi kesalahan fatal bagi pebisnis pemula.

Di media sosial, hal ini seperti memiliki kesan negatif tentang pemilik atau pengelola akun yang mencari teman. Tapi kenyataannya tidak ingin berteman. Berharap mendapatkan banyak followers, tapi tidak ingin mem-follow.

9. Komunikatif yang Responsif

Membangun brand di media sosial memang tidaklah mudah. Popularitas akun juga membutuhkan proses yang tidak mudah.

Sayangnya, keinginan memiliki banyak calon pembeli tidak diimbangi dengan respon cepat dengan pesan yang tepat.

Ini seperti penjual yang ingin didatangi banyak calon pembeli, tapi ketika pembeli datang tidak tahu harus bicara apa atau melakukan apa.

Hal ini dinilai wajar ketika pebisnis pemula hanya fokus dengan membuat konten, menambahkan jumlah followers, dan menganalisa. Tapi tidak siap menghadapi pelanggan.

10. Merasa Bisnis Sudah Besar

Banyaknya pelanggan yang melakukan pemesanan dan memberikan testimoni positif seringkali menjadikan pebisnis pemula berpikir untuk fokus terhadap interaksi yang dianggap penting saja.

Mereka hanya akan memprioritaskan fans atau followers yang memang sudah ingin melakukan pemesanan, transaksi dan memberikan testimoni. Sedangkan perlakuan yang beda didapatkan oleh fans atau followers yang masih bertanya-tanya, tawar menawar, atau yang bersifat keluhan.

Kesimpulan

Media sosial merupakan alat berhubungan sosial dengan banyak orang melalui jaringan internet. Tanpa merubah makna, pebisnis yang menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran sebaiknya juga memahami fungsi dan makna media sosial itu sendiri.


(***)


Oleh:
Praktisi Humas & Pemasaran Digital

Banyak pebisnis yang menggunakan media sosial telah mempelajari dan menganut prinsip yang sama, yaitu tentang "Content is a King" (konten adalah raja). Berbekal prinsip ini, para pebisnis di media sosial tengah berlomba-lomba membuat konten sebaik mungkin sesuai dengan apa yang disukai audiens. Bahkan banyak yang rela mengeluarkan banyak biaya demi menciptakan konten yang dapat memukau audiensnya. Tapi benarkah konten menjadi raja dalam melakukan kampanye dan pemasaran di media sosial?


Konten adalah Raja di Media Sosial? Itu Kuno!

Konten memang merupakan komponen utama yang perlu diperhatikan. Bahkan konten yang baik dapat mendatangkan respon. Namun kita seringkali tidak mempedulikan bahwa konten tersebut harus dapat dilihat oleh audiens kita sebelum mereka memberikan responnya.

Sebenarnya, kita telah melupakan atau bahkan tidak mempedulikan hal lain yang bahkan jauh lebih penting tentang fungsi media sosial itu sendiri. Salah satunya adalah menciptakan dan menjalin hubungan dengan pengguna media sosial lainnya. Hubungan itu sendiri merupakan komunikasi dua arah atau lebih yang dapat mendatangkan respon dari pengguna media sosial lainnya. Jadi..

Seperti apapun kontennya, kuncinya adalah bagaimana jumlah audiens dapat melihat dan memberikan responnya.

Faktor-faktor yang lebih penting dari konten:


Relasi di Media Sosial


Ini bukan hubungan tentang seberapa banyak jumlah fans atau followers kita di media sosial. Tapi hubungan pertemanan yang benar-benar mengenal dan saling berkomunikasi, termasuk saling berbagi informasi di media sosial. Mereka yang menjadi teman di media sosial adalah mereka yang loyal sebagai audiens kita dan memberikan responnya secara positif. Bahkan mereka dapat membantu kita membagikan konten kita kepada teman-temannya lagi.

Contohnya adalah yang terjadi dalam bisnis di media sosial seperti gambar di bawah ini.

Perbedaan Content is a King dengan Relations is more Important

Kekuatan suatu hubungan dapat sangat berpengaruh dalam penyebaran konten. Bahkan ketika konten yang sangat burukpun dapat memiliki feedback yang sangat besar dari audiensnya. Maka tidak heran bila banyak orang menganggap bahwa harga pertemanan sangat mahal.

Popularitas Akun

Percayakah kita bila artis seperti Raffi Ahmad yang hanya mengatakan "Oh" di media sosialnya dapat mendatangkan ratusan atau bahkan ribuan feedback dari audiensnya? Lalu bagaimana dengan kita yang sudah susah payah membuat konten video berkualitas tinggi dengan konsep dan cerita menarik? Berapa feedback yang kita dapatkan? Yup, itulah pengaruh popularitas akun.

Setiap akun media sosial memiliki peringkatnya masing-masing atau yang kita kenal sebagai popularitas akun. Akun yang populer memiliki nilai jangkauan audiens yang luas dan pastinya dapat mendatangkan respon yang begitu banyak. Popularitas akun sendiri dapat jauh lebih bernilai dibandingkan konten terbaik sekalipun.

Contohnya adalah yang terjadi dalam bisnis di media sosial seperti gambar di bawah ini.

Perbedaan Content is a King dengan Popular is more Important

Akun yang populer yang hanya mengandalkan teks tanpa gambar ataupun video dapat menggapai audiens yang jauh lebih banyak dibandingkan akun yang tidak populer meskipun dengan konten terbaik sekalipun.

Popularitas Brand Offline

Popularitas tidak hanya berasal dari media sosial. Popularitas juga dibangun dari luar media sosial. Banyak akun atau brand populer yang memang sudah populer bahkan ketika mereka belum memiliki akun media sosial.

Jika kita mencari akun artis terkenal seperti Raffi Ahmad, Luna Maya, Ariel Noah dan lain sebagainya, maka kita akan menemukan banyak akun dengan nama yang sama. Tentunya hanya 1 atau beberapa akun yang benar-benar asli digunakan artis tersebut.

Uniknya, akun asli atau palsu, rata-rata memiliki jumlah fans / followers / subscribers yang sangat banyak. Ini merupakan bukti bahwa nama akun atau brand tersebut memang sudah lebih dulu terkenal.

Ada banyak akun populer ganda di media sosial. Bahkan tidak sedikit pihak selain pemilik sebenarnya yang memafaatkan akun yang populer tersebut demi kepentingannya sendiri. Karena memiliki banyak audiens, maka tidak sedikit yang menggunakannya untuk melakukan berbagai tindak penipuan mengatasnamakan akun populer tersebut. Jika sudah begitu, maka audiensnya yang memang harus cermat dalam menilai konten.

Kesimpulannya, brand yang tidak cukup kuat dalam media sosial akan sangat sulit 'mendongkrak' kontennya meskipun dibuat sangat sempurna.

Tapi, Bagaimana Jika Konten dapat Menjadi Viral?
Masih banyak penggiat media sosial dengan konsep "Content is a King" bertujuan menjadikan konten yang dibuat dapat menjadi viral. Bahkan ketika akun yang tidak populer sekalipun dapat menjadi populer ketika konten yang dibuat menjadi viral.

Namun pertanyaannya adalah..

Seberapa viral konten viral?
Seberapa lama konten viral bertahan?
Apakah konten viral dapat berpengaruh pada konten lainnya?

Semuanya diulas di sini.

Jadi, popularitas Brand masih lebih penting?

Popularitas brand dapat jauh lebih penting dibandingkan kualitas konten. Namun popularitas akun terkenal sekalipun juga dapat hancur dengan mudah karena konten yang buruk.

Contohnya ketika akun dengan popularitas yang tinggi dapat hancur dengan mudah ketika konten yang dibuat menyakiti perasaan atau dianggap memiliki dampak buruk bagi audiensnya. Meskipun dapat secara cepat meningkatkan popularitasnya karena banyaknya audiens yang memberikan feedback negatif, namun perlahan akun tersebut akan ditinggalkan oleh audiensnya.

Membuat konten memang tidak semudah ketika melakukan satu klik untuk mempublikasikannya di media sosial. Namun membangun brand di media sosial tidaklah semudah kita membuat konten. Agar antara konten dan brand dapat berjalan seiringan, kita perlu mempelajari Cara Membangun Brand di Media Sosial.



Kesimpulannya?
Kualitas konten memang sangat penting di media sosial, namun konten bukanlah raja yang harus menjadi prioritas kita. Karena bagaimanapun, jika konten tidak dapat menggapai banyak audiens, maka konten dengan kualitas terbaikpun tidak dapat mendatangkan banyak feedback.

Tidak harus berasal dari konten, berbagai macam faktor dapat menentukan tingginya nilai jangkauan konten terhadap audiens.

Be Smart, Be Wish

Sony Swangga
Praktisi Humas dan Kampanye Digital

Situs jual beli online atau lebih sering dikenal sebagai toko online bukanlah hal yang baru bagi kebanyakan orang. Selain karena hanya membutuhkan koneksi internet sebagai penunjang utamanya, toko online juga dinilai sangat murah atau tidak membutuhkan banyak biaya. Setiap orang tidak perlu memikirkan tentang menyewa tempat hingga biaya promosi untuk mencetak brosur atau biaya iklan yang cukup mahal di media massa.

Seiring berkembangnya teknologi dan tren pengguna situs jual beli online, maka semakin banyak pula pilihan yang dapat kita gunakan jika ingin menjadi penjual di situs jual beli online. Selain itu, kita juga akan dihadapkan dengan banyak pesaing yang tidak jarang menjual jenis atau nama produk yang sama dengan yang kita jual. Jumlahnya pun tidak sedikit. Persaingan bisnis di internet juga semakin rumit ketika kita tahu bahwa teknik promosi yang biasa kita lakukan di dunia nyata tidak cukup berguna dalam dunia maya. Namun jika kita pelajari, kesulitan tersebut dapat kita lewati jika mengetahui berbagai karakter dan tips berjualan di toko online.

Berikut adalah tips sukses berjualan di toko online.

Tips Sukses Berjualan di Toko Online

Bagi kita yang ingin memulai berbisnis di toko online, ada baiknya kita melewati tahap-tahap yang akan disampaikan berikut ini.

Memilih situs jual beli online

Setiap situs jual beli online tentunya saling bersaing dengan keunggulannya masing-masing. Persaingan itu tentunya bertujuan untuk meningkatkan jumlah penjual yang dampaknya akan meningkatkan jumlah traffic website masing-masing. Namun bagaimana cara kita memilih situs jual beli online yang sesuai dengan yang kita inginkan? Berikut adalah cara kita memilih situs jual beli online untuk berjualan.

Memilih berdasarkan ratingnya

Setiap situs jual beli online saling bersaing meningkatkan rating. Ada banyak cara melihat rating suatu website di google, namun sayangnya tidak semua situs rujukan dapat memberikan hasil yang pasti. Pihak google pun tidak memiliki situs khusus untuk menilai rating website. Namun kebanyakan orang lebih menggunakan alexa.com untuk menilai rating suatu website.

Meskipun perhitungan alexa.com dengan google memiliki cara perhitungan berbeda, tidak ada salahnya kita mencoba menilai rating situs jual beli online menggunakan alexa.com. Caranya cukup mudah. Kunjungi websitenya di sini dan masukan alamat situs jual beli online yang ingin kita ketahui ratingnya. Jika angkanya semakin rendah, maka rating website tersebut semakin tinggi ratingnya.

Memilih berdasarkan fiturnya

Setiap situs jual beli online memiliki beragam fitur sebagai keunggulan demi memudahkan pembeli maupun penjual. Dalam situs jual beli online, salah satu fitur penting yang tidak boleh dilewatkan adalah fitur transaksi antar penjual dan pembeli. Semakin lengkap maka semakin baik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa aman dan saling percaya antara penjual maupun pembeli.

Memilih berdasarkan rekomendasi

Rekomendasi merupakan salah satu hal penting dalam memilih situs jual beli online. Rekomendasi bisa kita dapat dari orang-orang terdekat kita yang telah berhasil berjualan di toko online yang dipilih. Kita dapat mengetahui pengalaman dari sisi penggunaannya. Namun jangan lupa untuk melihat rekomendasi langsung dari para pembeli di beberapa toko online yang sudah ada.

Beberapa situs jual beli online memiliki fitur komentar dari pembeli atau fitur pemberi nilai. Kita cukup menilai seberapa banyak pembeli dari beberapa toko yang kita pilih sebagai contoh sebelumnya. Sama seperti kita melakukan riset pasar dari suatu situs jual beli online.

Identitas pemilik toko online

Melengkapi identitas pemilik toko online merupakan salah satu hal penting yang tidak boleh dilupakan. Sama seperti ketika calon pembeli menilai seperti apa sang pemilik toko. Jika identitas yang diberikan pemilik toko cukup lengkap, maka calon pembeli semakin percaya untuk memilih produk yang kita jual. Tentunya, calon pembeli juga semakin yakin untuk melakukan transaksi dengan kita.

Persiapkan foto produk yang akan dijual

Tahap selanjutnya, kita harus menyiapkan foto produk yang akan kita pajang di toko online kita. Foto produk berfungsi sebagai penjelasan melalui media visual terhadap produk yang kita jual. Sebisa mungkin, sediakan foto dengan kualitas yang baik. Kualitas yang baik bukan berasal dari ukuran file gambar, melainkan ketajaman gambar. Terkadang, kamera yang menghasilkan foto dengan ukuran besar, misal 10 mb (megapixel) tidak selalu menghasilkan foto setajam file yang hanya berukuran 5 mb. Hal ini dikarenakan kualitas lensa kamera yang memberi ketajaman gambar, bukan dari ukuran filenya.

Terdapat 3 jenis foto produk yang dapat kita pajang di toko online kita, yaitu:

Foto produk dengan objek tambahan

Foto produk dengan objek adalah menampilkan objek lain di produk kita dengan beberapa tujuan. Salah satunya demi menciptakan persepsi ukuran produk hingga dari segi kegunaan dan estetika.

Misalnya produk biskuit, kita akan mengambil gambar biskuit kita sedang berada diatas piring dan di sebelahnya terdapat secangkir teh.

Persepsi yang akan tercipta adalah:
  1. Biskuit yang kita jual besarnya tidak lebih dari cangkir.
  2. Biskuit yang kita jual dapat disajikan dan dinikmati bersama dengan teh.

Foto produk dengan model manusia

Foto produk dengan model manusia bertujuan untuk menciptakan persepsi yang kuat bahwa produk yang kita jual dapat digunakan atau dipakai atau dinikmati oleh calon pembeli kita. Selain itu, foto dengan model manusia juga dapat menciptakan persepsi tentang ukuran produk.

Misalnya, produk yang kita jual adalah tas wanita berwarna coklat tua dan difoto dengan model wanita karir bertubuh langsing pada umumnya dengan paras asia. Wanita tersebut mengenakan pakaian kerja berwarna putih. Kita akan mengambil gambar seorang wanita sedang mengenakan tas yang kita jual di bahunya.

Persepsi yang akan tercipta adalah:
  1. Tas yang kita jual ukurannya kira-kira sebesar 30 cm x 10 cm jika dilihat dari ukuran lengan dan bahu wanita langsing pada umumnya wanita asia.
  2. Tas yang kita jual cocok dikenakan oleh wanita karir dan cocok dipadukan dengan pakaian berwarna gelap.
Catatan:
Model manusia harus benar-benar sesuai dengan fungsi dan kegunaan produk. Jangan terlalu berlebihan atau calon pelanggan kita hanya akan terfokus dan tertarik dengan modelnya, bukan produknya.

Foto Produk tanpa objek tambahan

Berbeda dengan foto produk dengan objek atau produk dengan model manusia, foto produk tanpa objek tambahan menciptakan persepsi audiens agar lebih fokus tentang produk itu sendiri, misalnya dari sudut warna, tekstur, bentuk dan lain sebagainya. Umumnya, latar belakang produk tanpa objek tambahan berwarna putih atau warna yang kontras dengan warna produknya.

Deskripsi produk

Setelah menyiapkan foto produk, maka selanjutnya adalah tentang deskripsi produk. Deskripsi produk memiliki nilai penting yang tidak boleh dilewatkan. Pada dasarnya deskripsi produk berfungsi untuk menjelaskan produk yang kita jual. Kita juga dapat menambahkan kalimat promosi di dalam deskripsi produk. Selain itu, deskripsi produk memiliki kekuatan sebagai kata kunci bagi audiens kita dalam fitur pencarian.

Lengkapi deskripsi produk kita dengan menjelaskan tentang jenis produk, fungsi dan kegunaan produk, hingga elemen promosi demi menarik perhatian audiens kita. Lebih lengkapnya, kita dapat mengetahuinya di sini.

Harga Produk

Harga produk merupakan harga yang kita cantumkan sebagai bentuk penawaran produk kepada calon pembeli kita. Kita HARUS mencantumkan harga pada setiap produk yang kita jual. Namun, agar dapat melakukan negosiasi dengan calon pelanggan, beberapa penjual di toko online terkadang tidak mencantumkan harga atau bahkan menampilkan harga dengan nilai yang sangat kecil demi menutupi anggapan produk yang mahal. Sayangnya cara ini sangat tidak ampuh demi menarik pelanggan. Sebaliknya, pelanggan justru akan kehilangan kepercayaan terhadap si penjual karena kesan harga yang tidak pasti.

Di situs jual beli online, kita sering melihat produk yang sama dengan harga jual yang berbeda-beda dari berbagai penjual. Jika hal tersebut terjadi pada kita, ingatlah, persaingan dalam jual beli online tidak bisa dimenangkan hanya dari harga jual. Berbagai elemen yang sudah disampaikan diatas juga dapat menentukan.

Memanfaatkan Testimoni Kepuasan Pelanggan

Peran pelanggan tidak hanya sebatas dari transaksi penjualan. Kita juga dapat memanfaatkan testimoni pelanggan yang merasa puas terhadap produk maupun pelayanan yang kita berikan. Testimoni positif dapat berguna sebagai rekomendasi pelanggan ke calon pelanggan lainnya.

Beberapa toko online memiliki fitur komentar atau testimoni pelanggan yang dapat dilihat oleh calon pelanggan lain ketika melihat toko online kita. Semakin banyak testimoni positif dapat meningkatkan rasa percaya calon pembeli kita di waktu yang akan datang.

Konsisten Berbisnis

Meskipun berbisnis di dunia maya, tips yang tidak kalah penting adalah konsisten terhadap bisnis yang kita jalankan. Sikap konsisten yang harus kita perhatikan antara lain:

Konsisten terhadap brand atau merk

Setiap pelaku bisnis yang sukses selalu menjaga dan membangun brand sejak awal hingga sekarang. Jika kita memang konsisten mengenalkan brand kita sejak awal dan terus menerus membangunnya, maka calon pelanggan kita akan terus mengingat brand kita disaat mereka membutuhkannya.

Namun bagaimana jika adalah seorang reseller? Kita hanya perlu konsisten terhadap produk yang kita jual.

Konsisten terhadap jenis produk

Konsisten terhadap jenis produk menjadi hal yang sangat penting ketika kita ingin menciptakan persepsi bahwa kita dikenal sebagai penjual yang secara khusus menjual salah satu jenis produk. Contohnya, jika sejak awal kita menjual pakaian, maka jangan lagi menjual barang-barang elektronik. Selain membingungkan calon pembeli, kita juga akan dianggap tidak serius menjual produk.

Namun jika memang harus menjual banyak jenis produk, maka buatlah nama toko online yang berbeda-beda setiap produknya. Tantangannya adalah, kita akan berbagi fokus yang justru akan merepotkan kita nantinya. Tentunya kita juga akan kehilangan sikap konsisten kita.

Konsisten terhadap waktu

Siapa bilang berbisnis secara online tidak akan menyita waktu. Sebaliknya, kita harus banyak meluangkan waktu untuk membuka toko online kita atau alat komunikasi kita demi memantau dan selalu siap menangani calon pembeli maupun pelanggan kita. Hal ini karena berbisnis online dianggap sangat leluasa tanpa mengenal waktu, tempat dan kondisi apapun. Kita juga harus siap ketika calon pembeli kita berasal dari berbagai tempat atau negara sekalipun yang berbeda waktu.

Berjualan Multi Channel

Dunia maya memang sangat luas. Kita bisa dapat mempromosikan toko online kita kepada audiens yang lebih banyak. Kita dapat menggunakan media sosial, blog, dan lain sebagainya. Namun kita juga harus cermat jika ingin memperluas jaringan pemasaran kita. Pilihlah media lain yang sesuai dengan kebutuhan kita, fitur yang dimiliki, hingga tren penggunanya.

Contohnya jika kita memilih facebook sebagai media sosial untuk menunjang kegiatan pemasaran toko online kita. Kita juga perlu mengelola facebook kita agar calon pelanggan tertarik.

Baca: Tips Lengkap Memulai Bisnis Menggunakan Facebook 


Nah, punya cara lain yang lebih ampuh terkait Tips Sukses Lengkap Berjualan di Toko Online?

Silakan berkomentar di bawah.

(***)


Ditulis oleh:
Sony Swangga
Praktisi Humas, Social Media dan Pemasaran Digital

Contact Me

Contact With Me

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley of type

  • 9908B Wakehurst St.Rockaway
  • 990800113322
  • info@domain.com
  • www.yourinfo.com