Twitter

My Blog

Latest blog

Banyak pebisnis yang menggunakan media sosial telah mempelajari dan menganut prinsip yang sama, yaitu tentang "Content is a King" (konten adalah raja). Berbekal prinsip ini, para pebisnis di media sosial tengah berlomba-lomba membuat konten sebaik mungkin sesuai dengan apa yang disukai audiens. Bahkan banyak yang rela mengeluarkan banyak biaya demi menciptakan konten yang dapat memukau audiensnya. Tapi benarkah konten menjadi raja dalam melakukan kampanye dan pemasaran di media sosial?


Konten adalah Raja di Media Sosial? Itu Kuno!

Konten memang merupakan komponen utama yang perlu diperhatikan. Bahkan konten yang baik dapat mendatangkan respon. Namun kita seringkali tidak mempedulikan bahwa konten tersebut harus dapat dilihat oleh audiens kita sebelum mereka memberikan responnya.

Sebenarnya, kita telah melupakan atau bahkan tidak mempedulikan hal lain yang bahkan jauh lebih penting tentang fungsi media sosial itu sendiri. Salah satunya adalah menciptakan dan menjalin hubungan dengan pengguna media sosial lainnya. Hubungan itu sendiri merupakan komunikasi dua arah atau lebih yang dapat mendatangkan respon dari pengguna media sosial lainnya. Jadi..

Seperti apapun kontennya, kuncinya adalah bagaimana jumlah audiens dapat melihat dan memberikan responnya.

Faktor-faktor yang lebih penting dari konten:


Relasi di Media Sosial


Ini bukan hubungan tentang seberapa banyak jumlah fans atau followers kita di media sosial. Tapi hubungan pertemanan yang benar-benar mengenal dan saling berkomunikasi, termasuk saling berbagi informasi di media sosial. Mereka yang menjadi teman di media sosial adalah mereka yang loyal sebagai audiens kita dan memberikan responnya secara positif. Bahkan mereka dapat membantu kita membagikan konten kita kepada teman-temannya lagi.

Contohnya adalah yang terjadi dalam bisnis di media sosial seperti gambar di bawah ini.

Perbedaan Content is a King dengan Relations is more Important

Kekuatan suatu hubungan dapat sangat berpengaruh dalam penyebaran konten. Bahkan ketika konten yang sangat burukpun dapat memiliki feedback yang sangat besar dari audiensnya. Maka tidak heran bila banyak orang menganggap bahwa harga pertemanan sangat mahal.

Popularitas Akun

Percayakah kita bila artis seperti Raffi Ahmad yang hanya mengatakan "Oh" di media sosialnya dapat mendatangkan ratusan atau bahkan ribuan feedback dari audiensnya? Lalu bagaimana dengan kita yang sudah susah payah membuat konten video berkualitas tinggi dengan konsep dan cerita menarik? Berapa feedback yang kita dapatkan? Yup, itulah pengaruh popularitas akun.

Setiap akun media sosial memiliki peringkatnya masing-masing atau yang kita kenal sebagai popularitas akun. Akun yang populer memiliki nilai jangkauan audiens yang luas dan pastinya dapat mendatangkan respon yang begitu banyak. Popularitas akun sendiri dapat jauh lebih bernilai dibandingkan konten terbaik sekalipun.

Contohnya adalah yang terjadi dalam bisnis di media sosial seperti gambar di bawah ini.

Perbedaan Content is a King dengan Popular is more Important

Akun yang populer yang hanya mengandalkan teks tanpa gambar ataupun video dapat menggapai audiens yang jauh lebih banyak dibandingkan akun yang tidak populer meskipun dengan konten terbaik sekalipun.

Popularitas Brand Offline

Popularitas tidak hanya berasal dari media sosial. Popularitas juga dibangun dari luar media sosial. Banyak akun atau brand populer yang memang sudah populer bahkan ketika mereka belum memiliki akun media sosial.

Jika kita mencari akun artis terkenal seperti Raffi Ahmad, Luna Maya, Ariel Noah dan lain sebagainya, maka kita akan menemukan banyak akun dengan nama yang sama. Tentunya hanya 1 atau beberapa akun yang benar-benar asli digunakan artis tersebut.

Uniknya, akun asli atau palsu, rata-rata memiliki jumlah fans / followers / subscribers yang sangat banyak. Ini merupakan bukti bahwa nama akun atau brand tersebut memang sudah lebih dulu terkenal.

Ada banyak akun populer ganda di media sosial. Bahkan tidak sedikit pihak selain pemilik sebenarnya yang memafaatkan akun yang populer tersebut demi kepentingannya sendiri. Karena memiliki banyak audiens, maka tidak sedikit yang menggunakannya untuk melakukan berbagai tindak penipuan mengatasnamakan akun populer tersebut. Jika sudah begitu, maka audiensnya yang memang harus cermat dalam menilai konten.

Kesimpulannya, brand yang tidak cukup kuat dalam media sosial akan sangat sulit 'mendongkrak' kontennya meskipun dibuat sangat sempurna.

Tapi, Bagaimana Jika Konten dapat Menjadi Viral?
Masih banyak penggiat media sosial dengan konsep "Content is a King" bertujuan menjadikan konten yang dibuat dapat menjadi viral. Bahkan ketika akun yang tidak populer sekalipun dapat menjadi populer ketika konten yang dibuat menjadi viral.

Namun pertanyaannya adalah..

Seberapa viral konten viral?
Seberapa lama konten viral bertahan?
Apakah konten viral dapat berpengaruh pada konten lainnya?

Semuanya diulas di sini.

Jadi, popularitas Brand masih lebih penting?

Popularitas brand dapat jauh lebih penting dibandingkan kualitas konten. Namun popularitas akun terkenal sekalipun juga dapat hancur dengan mudah karena konten yang buruk.

Contohnya ketika akun dengan popularitas yang tinggi dapat hancur dengan mudah ketika konten yang dibuat menyakiti perasaan atau dianggap memiliki dampak buruk bagi audiensnya. Meskipun dapat secara cepat meningkatkan popularitasnya karena banyaknya audiens yang memberikan feedback negatif, namun perlahan akun tersebut akan ditinggalkan oleh audiensnya.

Membuat konten memang tidak semudah ketika melakukan satu klik untuk mempublikasikannya di media sosial. Namun membangun brand di media sosial tidaklah semudah kita membuat konten. Agar antara konten dan brand dapat berjalan seiringan, kita perlu mempelajari Cara Membangun Brand di Media Sosial.



Kesimpulannya?
Kualitas konten memang sangat penting di media sosial, namun konten bukanlah raja yang harus menjadi prioritas kita. Karena bagaimanapun, jika konten tidak dapat menggapai banyak audiens, maka konten dengan kualitas terbaikpun tidak dapat mendatangkan banyak feedback.

Tidak harus berasal dari konten, berbagai macam faktor dapat menentukan tingginya nilai jangkauan konten terhadap audiens.

Be Smart, Be Wish

Sony Swangga
Praktisi Humas dan Kampanye Digital

Fenomena Bisnis Trending Topic Twitter di Indonesia


Trending Topic di Twitter

Trending topic merupakan salah satu fitur unggulan twitter yang bertujuan untuk melihat bagaimana sebuah topik dapat menjadi tren di twitter. Trending topic sendiri tercipta dari adanya pembicaraan (tweet) yang sama dari banyak akun dalam periode atau rentang waktu tertentu.

Sebagai pengguna, kita dapat melihat beragam topik yang menjadi tren berdasarkan lokasi kota, negara, atau bahkan dunia, semua tergantung dari seberapa banyak jumlah tweet yang tercipta pada momen tersebut.

Proses trending topic lokal, negara dan dunia

Jika kita menilai sebuah tren dapat tercipta dari kesamaan pemikiran pengguna twitter, misalnya saja pada saat momen hari raya, kita tentunya juga akan berbicara hal yang sama tentang segala sesuatunya yang berkaitan dengan hari raya.

Tren yang seperti ini juga dapat tercipta karena ketertarikan kita akan suatu topik yang sedang menjadi tren.

Sayangnya, trending topic seringkali sengaja diciptakan bukan karena kesamaan pemikiran dan ketertarikan kita. Dengan kata lain, ada banyak trending topic tersebut sebenarnya tidak kita pahami, tidak kita sukai untuk kita bicarakan, atau bahkan kita tidak pernah tahu trending topic ini benar-benar merupakan topik yang dibacarakan banyak orang atau tidak.

Sebelum membahas fenomena tersebut, ada baiknya kita harus mengetahui tentang apa yang dimaksud trending topic twitter dari segi proses dan algoritma twitter.

Terciptanya Proses Trending Topic Twitter

Twitter sendiri sebenarnya memiliki algoritma tentang fitur trending topic. Agar tercipta trending topic, ada beberapa proses yang dapat kita ketahui seperti gambar dibawah ini.
Proses trending topic twitter
Semakin banyak akun yang berbicara topik yang sama dengan kalimat yang berbeda-beda, twitter akan mencatat dan menghitungnya agar menjadi trending topic. Namun jika kita menggunakan teks yang sama dengan akun yang berbeda, misalnya kita mempunyai 100 akun yang melakukan tweet dengan kalimat tweet yang sama, maka twitter hanya akan mencatat 1 dari akun yang pertama kali melakukan tweet.

Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat dengan mudah membuat trending topic di twitter. Namun tak jarang kita jumpai tentang bisnis trending topic di twitter.

Bisnis Trending Topic di Twitter

Secara sederhana, bisnis ini terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang yang mampu melakukan trending topic di twitter menyewakan jasanya kepada perusahaan dalam memasarkan produknya di twitter dengan tujuan menciptakan anggapan bahwa produknya sedang menjadi tren yang dibicarakan orang banyak.

Harga trending topik

Harga yang ditawarkan oleh penyedia jasa trending topic cukup beragam. Semua tergantung dari seberapa besar potensi terciptanya trending topic. Harga trending topic di twitter dapat ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan seperti:

Jangkauan

Harga berdasarkan jangkauan trending topic menjadi salah satu yang harus diperhitungkan. Penyedia jasa trending topic memberikan pilihan apakah trending topic yang diinginkan hanya terbatas pada trending topic lokal, skala nasional, atau hingga trending topic worldwide.

Rangking

Selain jangkauan trending topic, rangking dalam tren menentukan harga selanjutnya yang ditawarkan penyedia jasa trending topic.

Frekuensi

Penyedia jasa trending topic juga berdasarkan seberapa lama waktu topik yang dipesan dapat bertahan.

Momen

Momen merupakan salah satu pertimbangan penyedia jasa trending topic. Harga untuk menjadi trending topic pada hari biasa jauh lebih murah dibandingkan harga trending topic di momen tertentu seperti hari libur, hari raya, dan momen tertentu lainnya.

Kompetitor

Kompetitor merupakan salah satu alasan pertimbangan harga trending topic yang ditawarkan. Karena bisnis ini bukan 1 atau 2 saja yang menjalankan, melainkan sudah cukup banyak jasa trending topic di twitter.

Pertimbangan ini juga sebagai riset dasar seberapa besar kuat topik yang dijalankan oleh kompetitor. Misalnya, jika kita sebagai pengguna ingin menjadikan produk makanan produksi rumahan, harganya akan sangat mahal jika bersaing dengan merk terkenal yang juga menggunakan jasa trending topic. Itupun juka memang memungkinkan produk kita akan menjadi trending topic. Atau, cara lain dengan menggunakan buzzer.

Buzzer

Setiap jasa trending topic biasanya memiliki buzzer-buzzer tersendiri. Buzzer adalah akun yang memiliki popularitas tinggi.

Contoh buzzer yang sering kita temui adalah artis-artis yang memiliki banyak follower di akunnya. Dengan anggapan bahwa apapun yang dikatakan sang idola, penggemarnya akan menyukai dan mengikutinya.


Efektifitas penggunaan jasa trending topic di twitter

Dari harga yang ditawarkan yang tidaklah murah, bahkan bisa mencapai puluhan juta Rupiah, pengguna jasa trending topic tidak dapat dengan mudah memutuskan seperti apa saja tujuan yang ingin dicapainya.

Secara sederhana, jasa trending topic dapat meningkatkan penyebaran informasi secara luas. Tapi apakah benar banyaknya pengguna twitter sebanding dengan harga informasi yang kita sebarkan, sebelumnya inilah data tren pengguna social media di Indonesia.

Data Pengguna Social Media di Indonesia Tahun 2015 - Sumber: We Are Social
Pada gambar tersebut, kita dapat mengetahui bahwa pengguna twitter di Indonesia berada pada peringkat ke-3. Lalu mari kita lihat perbedaan pengguna twitter di Indonesia pada awal tahun 2016.

Data Pengguna Social Media di Indonesia Tahun 2016 - Sumber: We Are Social
Pengguna twitter di Indonesia pada tahun 2016 menurun hingga pada peringkat ke-7. Hasil ini jauh berbeda hanya dalam kurun waktu 1 tahun.

Dari grafik di atas, kita hanya dapat mengetahui jumlah pengguna social media berdasarkan jumlah akun yang terdaftar.

Sayangnya, kita tidak dapat mengetahui jumlah pasti pengguna aktif social media. Bisa jadi, pengguna aktif twitter hanya setengah dari jumlah akun keseluruhan. Hal ini karena berkurangnya tren pengguna aktif dan maraknya penggunaan akun palsu demi kepentingan tertentu.

Kepentingan tertentu?

Ya, salah satunya adalah jasa trending topic di twitter yang tidak lepas dari banyaknya penggunaan akun palsu demi menciptakan trending topic.

Kesimpulannya? Apakah dengan harga puluhan juta Rupiah sebanding dengan informasi yang disebarkan dengan trending topic yang hanya dari 1 channel social media twitter?

Kita sendiri yang menilai.

Ditulis oleh:
Sony Swangga
Praktisi Humas, Social Media dan Pemasaran Digital

Kebohongan Politik di Social Media

Kita sering menilai kualitas itu lebih baik daripada kuantitas. Namun faktanya kita lebih menyukai jumlah yang lebih banyak tanpa mempedulikan kualitas yang hanya berjumlah sedikit. Logika ini seringkali digunakan kebanyakan orang dalam menilai sesuatu yang tidak belum pernah diketahui atau dikenal sebelumnya. Contohnya, bayangkan ketika kita sedang merasa lapar dan berada di tempat yang terdapat banyak penjual makanan yang kita belum pernah mendapatkan referensi dan mencoba mencicipi sebelumnya, otak kita seringkali memilih tempat yang paling banyak pengunjungnya. Cara memilih tersebut adalah normal bagi kebanyakan orang. 

Atas dasar pola pikir yang sama, tim sukses (timses) dari calon pemimpin menggunakan kuantitas sebagai senjatanya. Kenapa bisa? Begini cara melakukan kampanye politik di social media yang tidak kita ketahui atau bahkan sering kita abaikan.


Tahap 1

Perbanyak Jumlah Audiens di Social Media

Timses berlomba-lomba memperbanyak fans atau follower. Tidak peduli meskipun yang menjadi fans atau followernya adalah akun palsu (fake audiens) yang sengaja dibuat demi menunjukkan kepada akun asli bahwa calon yang diusung memiliki banyak pendukung. Proses selanjutnya adalah para pemilik akun asli akan percaya sehingga ikut bergabung mendukung calon pemimpin yang diusung oleh timses.

Bagaimana dengan yang tidak langsung percaya? Maka proses yang dilakukan selanjutnya adalah propaganda.


Semakin banyak fans atau followers, real audiens percaya bahwa calon pemimpin memiliki banyak pendukung

Tahap 2

Statement Propaganda

Ini adalah proses dimana sang pemilik rumah memperkenalkan anggota keluarganya. Para audiens yang menjadi tamu dibuat senyaman mungkin agar merasa betah berkunjung. Hal yang dilakukan timses adalah memastikan audiens menerima semua pesan politik agar dapat diterima dan dapat disebarkan ke jumlah audiens yang lebih banyak lagi. Sebenarnya proses ini biasa terjadi bukan hanya pada kampanye politik di sosial media, tapi juga pada kegiatan kampanye produk atau jasa perusahaan. Perbedaannya, propaganda politik di sosial media dibuat lebih sistematis.

Propaganda dimainkan oleh 2 aktor utama yang nantinya akan terbagi lagi dengan beberapa skenario yang berbeda. Aktor yang pertama tentunya adalah admin. Admin bertugas memberikan konten yang nantinya akan direspon oleh audiensnya. Sedangkan aktor yang kedua berperan sebagai fake audiens yang akan memberikan respon dari konten admin ataupun membuat konten sendiri. Meskipun perannya sebagai audiens, namun inilah yang paling 'berbahaya' dalam propaganda politik.

Proganda ini terbagi menjadi 3 skenario yang diperankan oleh fake audiens yang berbeda.

Skenario pertama

Audiens yang berperan sebagai tamu. Sebut saja "si Lugu". Perannya mengambil sisi sebagai orang awam yang tidak tahu figur calon pada awalnya. Tentunya hanya berpura-pura. Si Lugu mengajukan beragam pertanyaan seputar figur calon pemimpin. Segala bentuk pesan si Lugu nantinya akan dilihat oleh real audiens demi menciptakan persepsi bahwa akun atau group atau fanpage admin memiliki kebebasan bertanya dan berpendapat.

Skenario kedua

Audiens yang berperan sebagai tetangga si pemilik rumah. Mereka tentunya mengenal betul dengan si calon pemimpin yang diusung. Sebut saja "si Pintar". Mereka akan menjawab segala pertanyaan si Lugu maupun real audiens dengan bijak. Sayangnya, jumlah mereka tidak banyak. Belum lagi materi yang mereka miliki juga terbatas, sehingga akan sulit jika harus menjawab semua pertanyaan yang mudah maupun kritis dengan jawaban yang memuaskan. Jika sudah begini, saatnya mengandalkan skenario ketiga.
Propaganda fans atau followers palsu mempengaruhi fans atau followers asli

Skenario ketiga

Audiens berperan sebagai akun garis keras. Mereka lebih agresif dalam menangani posting yang dianggap atau berpotensi menjatuhkan calon yang diusung. Sebut saja "si Galak". Mereka menanggapi dengan sinis setiap posting tanpa mempedulikan tanggapan mereka realisitis atau tidak. Meskipun ada real audiens yang netral ataupun dari kubu lawan dengan statement kritis, mereka dapat menanganinya dengan baik. Mereka menggunakan karakter dasar social media dimana statement mereka yang lebih banyak dapat menutup beberapa posting kritis real audiens. Dengan kata lain, kecil kemungkinan statement kritis real audiens dapat dibaca real audiens lain jika posting si Galak jumlahnya lebih banyak. Pada skenario ketiga ini, perannya jauh lebih banyak dan lebih sering dimainkan.
Baik si Lugu, si Pintar maupun si Galak, mereka tetaplah satu kesatuan. Mereka adalah tim yang solid yang siap "berperang" dengan tim milik kubu lawan. Kita juga sangat sulit menyadari yang mana real audiens maupun fake audiens.
Dengan perbandingan 10 : 1 fake audiens menutup statement kritis agar real audiens lain tidak percaya atau bahkan sama sekali tidak pernah tahu adanya statement kritis

Tahap 3

Memperbanyak akun "official"

Pada tahap ini, timses memperbanyak akun resmi yang pada kenyataannya adalah fake juga. Contohnya calon yang diusung bernama Budi yang mencalonkan diri sebagai Presiden. Maka yang akan kita temui adalah akun-akun bernama "Relawan Budi", "Pendukung Budi", "Teman Budi", "Sahabat Budi", "Budi for President", dan lain sebagainya. Terkadang juga menggunakan nominal seperti "100 Juta Rakyat Mendukung Budi", dan lain sebagainya. Semua akun official yang dibuat tentunya sudah terlebih dahulu dihuni oleh ratusan atau bahkan ribuan fake audiens.

Tujuannya memperbanyak akun official ini adalah demi menciptakan persepsi bahwa si Budi memiliki pendukung yang sangat banyak di social media.


Tahap 4

Fake Black Campaign 

Setiap kampanye politik tidak lepas dengan yang namanya black campaign (kampanye hitam). Black campaign pada dasarnya bertujuan untuk menjatuhkan kubu lawan dengan menggunakan berbagai konten yang membuat Kebohongan Politik di Social Media percaya dan membenci target black campain. Namun logika tersebut kemudian sengaja dibalikkan dengan mentargetkan diri sendiri. Ini yang paling berbahaya dari metode black campaign.
Loh, kok? Kenapa harus menyerang diri sendiri? Bukannya malah merugikan? Justru sebaliknya. Timses melakukan black campaign terhadap calon yang diusung dengan tujuan mendapat simpati dari real audiens yang seakan-akan kubu lawan "bermain kotor". 

Beragam isu "murahan" diangkat sebagai tema black campaign dimana kebanyakan orang tidak percaya isu tersebut, bahkan membenci si pembuat isu tersebut. Contoh isu murahan yang seringkali digunakan antara lain adalah isu yang berbau ras maupun agama. Contohnya, timses A membuat isu yang terkesan timses B menyerang timses A, "Jangan pilih pemimpin A yang berdarah Cina, negro dan arab". Pernyataan tersebut kemudian dibantah banyak fake audiens A ( dari pihak yang sama) membela timses A dengan menyebutkan "Jangan pilih pemimpin B karena pemimpin B itu rasis dan suka fitnah". Proses ini kemudian disaksikan oleh real audiens yang simpati kepada timses A dan membenci timses B. Padahal, kenyataannya timses B tidak pernah melakukan tindakan apapun.

Maka jangan heran kalau kita sering menemukan fanatik-fanatik agama dan ras berkeliaran dengan isu murahan yang pasti kita tidak mudah percaya. Kita menganggap kubu yang menjadi black campaign adalah korban yang harus kita bela. Meskipun pada kenyataannya isu kelompok fanatik itu sengaja dibuat oleh si korban. Pada proses akhir, dengan atau tanpa kita sadari, kita akan menjadi si Lugu, si Pintar, atau bahkan si Galak.
Kampanye hitam palsu yang dibuat untuk menciptakan persepsi negatif kubu lawan

Tahap 5

Menggunakan jasa Buzzer

Kita sering melihat bahwa trending topik di twitter seringkali dipenuhi dengan hal-hal yang sebenarnya tidak menarik bagi kita. Kita dapat mengetahui trending palsu tersebut dengan anggapan bahwa "Menjadi tren di twitter bukan berarti menjadi tren di google trend atau social media lainnya". Padahal ketika kita berbicara soal trend, harusnya topik tersebut dapat kita ketahui hampir di semua jejaring sosial. Atau setidaknya, orang-orang di sekitar kita juga mengetahuinya.

Dengan menggunakan jasa buzzer, para timses berlomba-lomba meningkatkan reach demi menarik perhatian real audiens. Namun jika kita terbiasa tidak menggunakan hanya 1 jenis media sosial, maka kita akan lebih mudah mengetahui kenyataan dibandingkan tren yang sengaja dibuat oleh para buzzer ini.


Cara Mengetahui Fake Audiens (Akun Palsu) di Social Media

Cara pertama, mengetahui fake audiens

Lihatlah para pemilik akun yang dianggap palsu dengan cara melihat profilenya. Lihat photo profile dan timelinenya. Umumnya, mereka tidak menggunakan foto asli. Batas timelinenya dimulai dalam periode paling lama 1 tahun. Screenshot profilenya. Kemudian kunjungi profilenya pada 1 bulan kemudian di pada masa kampanye atau setelah pemilihan umum. Apakah profile tersebut masih ada? Dengan nama dan foto yang sama?


Cara kedua, mengetahui fake official account

Sama dengan cara mengetahui fake audiensKita tidak akan pernah tahu kebenaran kampanye politik di sosial media. Seandainya facebook maupun twitter mau membuka data mereka dengan menyebutkan jumlah akun sebelum dan sesudah masa kampanye, kita akan mengetahui peningkatan drastis pada masa kampanye dan penurunan drastis setelah kampanye.

Sisi negatif pasti selalu ada. Dari berbagai kebohongan dan fitnah, kita sering terbawa dalam kampanye mereka. Kita bahkan dapat berselisih dengan orang terdekat kita hanya karena perbedaan pandangan politik.

Sisi Positif?

Tidak semua sisi negatif yang ada dalam kampanye politik di social media. Sisi positifnya, kita masih dapat belajar dari cara-cara kampanye seperti ini. Misalnya, kita dapat melakukannya di kampanye bisnis kita. Meskipun dipenuhi kebohongan juga, setidaknya kita tidak mengadu domba orang banyak.


Ditulis oleh:
Sony Swangga

Praktisi Humas, Social Media dan Pemasaran Digital
Berbisnis dengan menggunakan social media twitter mungkin tidak semudah yang kita bayangkan. Terutama bagi kita yang memiliki brand yang belum banyak dikenal dengan akun yang juga tidak terkenal di twitter. Jika ingin mendapatkan hasil (engagement) yang maksimal, maka kita tidak boleh melakukan tweet seenaknya. Tweet yang buruk dapat berdampak pada atau tweet kita akan dilaporkan sebagai spam. 


7 Cara Cepat Meningkatkan Engagement di Twitter

1. Manfaatkan Twitter Analytics untuk Menganalisa

Kenali follower twitter

Kita harus mengenali follower twitter kita. Mereka adalah audiens kita yang akan menjadi target kita. Kita dapat mengetahuinya dari Twitter Analytics. Kita dapat menggunakannya melalui alamat analytics.twitter.com.

Setelah masuk fitur analisis twitter ini, selanjutnya saatnya menganalisa follower kita.

Tidak harus secara detail menganalisa Lifestyle berdasarkan Interest (Kesukaan) atau Tv Genres (Acara televisi favorit). Alasannya karena ketika follower kita memfollow akun kita, artinya mereka memang memiliki ketertarikan atau alasan sendiri. Kita hanya perlu menganalisa dari segi demographics saja. Itupun kita hanya perlu mengenali follower kita berdasarkan genre (jenis kelamin), negara dan kota.


Menganalisa follower dari sisi jenis kelamin

Kita dapat menyesuaikan konten yang akan kita buat berdasarkan persentase atau perbandingan jenis kelamin follower yang lebih dominan. Misalnya perbandingan follower pria dengan wanita adalah 70% dan 30%. Maka konten yang kita buat harus lebih dominan dengan pria pada umumnya. Begitupun sebaliknya. Namun jika perbandingannya hanya sedikit, misalnya pria 60% dan wanita 40%, atau pria 55% dan wanita 45%, maka konten tidak perlu disesuaikan secara fokus ke follower pria.


Menganalisa follower berdasarkan domisili negara

Tujuannya untuk menentukan penggunaan bahasa yang akan disajikan dalam konten. Jika follower kita lebih banyak berasal dari mancanegara, maka bahasa yang harus digunakan adalah bahasa Inggris, kecuali kita memang ingin fokus mentargetkan follower kita hanya dari Indonesia saja.


Menganalisa follower berdasarkan domisili kota

Tidak hanya bertujuan untuk menentukan penggunaan bahasa yang akan disajikan dalam konten, tapi juga tentang bagaimana kondisi umum di kota tersebut. Misalnya, di Indonesia sendiri memiliki banyak kebudayaan dan bahasa di setiap kota. Kita dapat menggunakan bahasa daerah yang kita targetkan demi menarik perhatian dan mendekatkan diri kita dengan follower kita.

Hanya itu? Ada 1 hal penting dalam memahami siapa follower kita. Lihatlah profil dan timeline follower kita. Pelajari hal yang dianggap penting. Tidak harus semua. Pilihlah beberapa sampel follower kita berdasarkan orang yang paling aktif dalam menjalin hubungan dengan kita. Mereka dapat dilihat melalui Twitter Analytics. 








Dalam ilmu komunikasi sederhana, selalu ada sumber yang membuat dan mengantarkan pesan kepada penerima pesan. Jika memungkinkan, sang penerima pesan akan memberikan respon terhadap pesan yang diterima. Proses tersebut banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kita ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Proses ini juga sangat penting dalam bidang pemasaran produk atau layanan, terutama ketika pemasar mendapatkan respon dari target pasarnya.

Seiring berjalannya waktu dengan semakin beragamnya target dan segmentasi pasar, para pemasar juga harus menyesuaikan media penyampaian pesan. Dan ketika perkembangan teknologi sudah semakin pesat, maka variasi media pemasaran juga sudah semakin beragam jenisnya, terutama berkembangnya tren penggunaan media pemasaran via online. Dan yang menjadi tren dalam pemasaran via online saat ini adalah social media.

Seperti yang kita tahu, jika kita memasang iklan di media massa, kita tidak akan mendapatkan angka pasti dari siapa saja atau berapa jumlah orang yang melihat iklan kita. Berbeda dengan ketika kita menggunakan social media, kita dapat secara langsung mengetahui jumlah audiens kita, termasuk mengetahui seperti apa respon mereka.

Bicara tentang social media tentunya tidak terlepas dari kegiatan memposting konten, mendapat reach, mendapat engagement.

Berbeda dengan facebook, setiap akun twitter yang telah terverifikasi oleh twitter dapat mengakses twitter analytics di www.analytics.twitter.com

Jika kita menggunakan facebook, maka kita sudah harus memiliki fanpage sebelumnya. Jika belum, kita dapat mengetahui tips cara membuat fanpage di sini.


Tips Lengkap Memulai Bisnis Menggunakan Facebook

Selanjutnya, inilah ukuran keberhasilan dari social media marketing yang harus kita ketahui.

Fitur Analisis Konten dalam Social Media

Engagement

Feedback dari audiens terhadap konten.

Reach

Jangkauan posting, dihitung dari jumlah akun yang melihat konten.

Antara facebook dan twitter, keduanya memiliki perbedaan istilah atau fitur meskipun fungsinya sama.

Facebook

Like: Jumlah fans yang menyukai konten kita
Comment: Jumlah fans yang berkomentar dalam konten kita
Share: Jumlah fans yang membagikan konten kita pada timeline pribadi
Photo Click: Jumlah fans yang melakukan klik pada foto (jika kita menyertakan gambar)
Video Click: Jumlah fans yang menonton video yang kita unggah sebagai konten.
Link Click: Jumlah fans yang melakukan klik pada tautan (jika kita menyertakan tautan)

Twitter

Like: Jumlah follower yang menyukai konten kita
Replies: Jumlah follower yang berkomentar dalam konten kita
Retweet: Jumlah follower yang membagikan konten kita pada timeline pribadi
Media Click: Jumlah klik pada foto ataupun video yang kita posting
URL Click: Jumlah klik pada tautan (jika kita menyertakan tautan)
Profile Click: Jumlah klik pada profile kita
Hashtag Click: jumlah klik pada hashtag


Dalam setiap konten yang kita publikasikan tentunya memiliki pengaruh terhadap jumlah reach. Reach merupakan jumlah audiens yang melihat konten kita. 

Reach dapat terhitung dari jumlah fans/follower kita dan dapat berkembang terus ketika audiens kita membagikan konten kita dalam timeline mereka.

Namun jangan terlalu terobsesi dengan jumlah fans/follower yang banyak karena tidak semua terhitung dalam reach.

Kemungkinan kita hanya akan mendapat jumlah reach 1/10 atau lebih sedikit dari total fans/follower kita. Mengapa? Ini alasan mengapa jumlah reach kita sangat sedikit. 

Alasan pertama dan sangat rasional adalah karena tidak semua fans/follower kita sedang membuka akun social medianya disaat kita memposting dan setelahnya. Mungkin mereka sedang sibuk melakukan sesuatu dan tidak memiliki waktu untuk membuka akun social medianya. 

Alasan kedua, meskipun mereka membuka akun social medianya, mereka tidak sedang memeriksa timeline ataupun melihat akun kita. Mungkin mereka sedang sibuk dengan akunnya sendiri atau akun orang lain selain akun kita.

Alasan ketiga, meskipun mereka memeriksa timeline mereka, belum tentu mereka akan menemukan postingan kita. Kemungkinan postingan kita 'terselip' diantara banyaknya posting dari akun lain.

Ingat. Kita bukanlah satu-satunya pusat perhatian mereka. Karena normalnya, setiap pengguna social media juga memiliki hubungan pertemanan di kehidupan pribadinya yang lebih diutamakan, atau mereka juga mengikuti akun lain yang sejenis dengan kita, dengan kata lain kompetitor kita.

Alasan keempat, meskipun fans/follower kita ingin mencari postingan kita di timeline mereka, misalnya teman dekat kita yang mengikuti akun kita, belum tentu mereka dapat melihat postingan kita. Senada dengan alasan ketiga, kita bukan satu-satunya. Atau.. 

Alasan kelima, adalah ketentuan "pembatasan" reach oleh social media. Facebook maupun twitter 'membatasi' jumlah reach. Jika fans atau followers kita tidak banyak melakukan interaksi dengan akun kita, maka semakin kecil kemungkinan mereka akan menemukan postingan kita dalam timelinenya.

Belum lagi seberapa kuat akun kita di jagat social media. Jika akun kita memiliki sangat sedikit interaksi dengan fans/follower kita, maka sudah jelas jumlah reach yang kita dapat akan sangat sedikit.

Demi meningkatkan jumlah reach, facebook maupun twitter memiliki sarana ads (iklan) berbayar yang dapat digunakan siapapun. Iklan di social media juga berbagai macam bentuknya. Contohnya seperti mengiklankan akun kita agar banyak yang memberikan like atau mem-follow, atau hanya meningkatkan reach postingan kita.

Meskipun tujuannya agar semua masalah terkait reach dapat segera terselesaikan, namun jangan salah sangka, tujuan utama kita menggunakan social media sebagai alat pemasaran kita bukanlah reach, namun feedback yang didapat dari fans/follower kita.

Jangan membuat audiens iklan kita melihat sebuah akun maupun postingan kita tanpa meninggalkan jejak feedback dari mereka.


Baca juga:
Fitur Analisis dalam Social Media

Ditulis oleh:
Sony Swangga
Praktisi Humas, Media Sosial dan Pemasaran Digital

Contact Me

Contact With Me

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley of type

  • 9908B Wakehurst St.Rockaway
  • 990800113322
  • info@domain.com
  • www.yourinfo.com